Sejak menjuarai Piala Asia 1992, Jepang semakin kuat. Setidaknya, negara Asia Timur ini dua kali meraih gelar juara benua dan bermain di tiga kali Piala Dunia.
Jepang juga menjadi tempat lahirnya pemain berbakat yang melalangbuana di luar negeri. Sebut saja Hidetoshi Nakata yang dua kali digelari Pemain Terbaik Asia. Ia sosok gelandang terbaik milik Jepang yang pernah memperkuat Perugia, Roma dan Bolton.
Sebagai negara yang sudah lama melahirkan klub-klub terbaik di Asia, Jepang saat ini sedang berusaha membuat pengaruh nyata di kancah internasional. Walaupun begitu, penampilan mereka di Jerman 2006 yang tidak memuaskan dan terperangkap di penyisihan grup, membuktikan mereka masih harus bekerja keras jika ingin menjadi yang terbaik di arena global.
Fakta bahwa tim yang dilatih Zico itu menuai hasil imbang kacamata dengan Kroasia dan menelan dua kali kekalahan dari Australia dan Brasil, membuat kekuatan sepakbola mereka dipertanyakan. Zico lantas dipecat setelah Nakata cs. tiba di Jerman.
Mantan pelatih Yugoslavia di tahun 1986-1992 Ivica Osim langsung menangani tim Matahari Terbit dengan tugas meremajakan tim. Misinya ia mulai dengan dipensiunkannya Nakata. Meskipun diliputi banyak kesulitan, pelatih yang sukses di klub J-League JEF United Chiba itu bukan hanya kaya pengalaman di dunia internasional, tapi juga paham akan sepakbola Jepang.
Pelatih asal Bosnia ini menyuntikkan darah segar ke dalam tim nasional. Lelaki 58 tahun itu memasukkan trio Urawa Reds, yakni Marcus Tulio Tanaka, Keita Suzuki dan Yuki Abe. Pelatih yang delapan tahun mengasuh Sturm Graz itu tetap menjaga gelandang berpengalaman Shunsuke Nakamura, bek tengah Yuji Nakazawa, striker haus gol Naohiro Takahara dan kiper Yoshikatsu Kawaguchi.
Dengan gabungan pemain pengalaman dan muda demi tercapainya keseimbangan yang sempurna, bukanlah sebuah kejutan apabila tim asuhan Osim ini bermain cukup baik di Piala Asia 2007 sampai sang juara bertahan ini ditaklukkan Arab Saudi 3-2 di semifinal.
Gelaran Piala Asia ketika itu memperlihatkan penampilan baru Jepang untuk melanjutkan dominasi di tingkat benua dengan permainan mereka yang cair. Jepang mampu memanfaatkan lini tengah mereka yang dikenal sangat kreatif untuk selalu lebih memberi banyak kesempatan membuka peluang gol dibanding lawan-lawan mereka. Hanya saja, mereka lemah dalam penyelesaian akhir. Tercatat, mereka membuang tiga kesempatan mencetak gol ketika melawan Arab Saudi.
Saat berhasil membuat Jepang menjadi tim kuat, Osim menderita stroke serius di rumahnya di Chiba saat menyaksikan pertandingan Liga Inggris pada 16 November 2007. JFA (PSSI-nya Jepang) memutuskan kembali mengangkat Takeshi Okada sebagai pelatih. Okada pernah mengasuh Jepang di putaran final Piala Dunia 1998.
Mantan pelatih Yokohama Marinos ini sukses membawa Jepang di puncak klasemen grup babak ketiga yang diikuti Bahrain, Oman dan Thailand. Pada kualifikasi putaran grup babak terakhir, Jepang bergabung dengan Australia, Bahrain, Uzbekistan and Qatar. Jepang dipastikan tampil di Afrika Selatan setelah berada di posisi kedua di klasemen akhir terpaut lima angka di bawah Australia.
Dengan penampilan empat kali berturut-turut di turnamen global, Okada yakin Jepang bisa masuk semifinal Piala Dunia 2010. Okada yakin Jepang akan mampu memasukkan banyak gol ke gawang lawan dengan memaksimalkan banyak peluang di depan gawang lawan.
Takeshi Okada
Data Tim
Julukan: 'Samurai Biru'
Konfederasi: AFC
Stadion: -
Kapten: Yuji Nakazawa
Caps Terbanyak: Masami Ihara (123)
Top Skorer: Kunishige Kamamoto (75)
Penampilan di Piala Dunia: 1998, 2002, 2006, 2010
Ranking FIFA: 43
Prestasi
- Juara Piala Dunia: -
- Juara Piala Asia (3): 1992, 2000, 2004
- Juara Piala Konfederasi: -
DAFTAR PEMAIN | ||||||
No | Pos | Nama Pemain | Umur | Caps | Gol | Asal Klub |
21 | GK | Eiji Kawashima | 26 | 10 | 0 | Kawasaki Frontale |
23 | GK | Yoshikatsu Kawaguchi | 35 | 117 | 0 | Jubilo Iwata |
1 | GK | Seigo Narazaki | 33 | 76 | 0 | Nagoya Grampus |
22 | DF | Yuji Nakazawa | 31 | 105 | 17 | Yokohama F marinos |
4 | DF | Marcus Tulio Tanaka | 28 | 39 | 8 | Nagoya Grampus |
3 | DF | Yuichi Komano | 28 | 53 | 0 | Jubilo Iwata |
13 | DF | Daiki Iwamasa | 27 | 2 | 0 | Kashima Antlers |
5 | DF | Yuto Nagatomo | 24 | 26 | 3 | FC Tokyo |
15 | DF | Yasuyuki Konno | 27 | 37 | 0 | FC Tokyo |
6 | DF | Atsuto Uchida | 21 | 31 | 1 | Kashima Antlers |
10 | MF | Shunsuke Nakamura | 31 | 97 | 24 | Yokohama |
20 | MF | Junichi Inamoto | 30 | 80 | 5 | Kawasaki Frontale |
7 | MF | Yasuhito Endo | 29 | 94 | 8 | Gamba Osaka |
8 | MF | Daisuke Matsui | 28 | 24 | 1 | Grenoble Foot |
2 | MF | Yuki Abe | 28 | 44 | 3 | Urawa Red Diamonds |
17 | MF | Makoto Hasebe | 25 | 31 | 1 | VfL Wolfsburg |
18 | MF | Keisuke Honda | 23 | 11 | 3 | CSKA Moskow |
14 | MF | Kengo Nakamura | 29 | 47 | 5 | Kawasaki Frontale |
12 | FW | Kisho Yano | 26 | 18 | 2 | Albirex Niigata |
11 | FW | Keiji Tamada | 29 | 70 | 16 | Nagoya Grampus Eight |
19 | FW | Takayuki Morimoto | 21 | 6 | 1 | Catania |
16 | FW | Yoshito Okubo | 27 | 50 | 5 | Vissel Kobe |
9 | FW | Shinji Okazaki | 23 | 28 | 16 | Shimizu S-Pulse |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar