Senin, 25 Mei 2009

Virus Flu Babi Merupakan Jenis Virus Baru

Pakar mikrobiologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof. Widya Asmara menyatakan, virus H1N1 penyebab flu babi yang saat ini berkembang dan menyebabkan wabah di Meksiko, merupakan virus baru.

"Virus tersebut kemudian memang dinamakan dengan virus H1N1, namun sebenarnya merupakan hasil pencampuran genetik beberapa virus influenza," katanya.

Ia mengatakan, sebelumnya virus H1N1 memang endemi pada populasi babi dan manusia, namun dampaknya tidak seganas seperti Virus H1N1 yang saat ini berkembang.

"Virus ini dikenal dengan nama virus H1N1 klasik, dan gejalanya seperti influenza biasa, namun setelah enam hari biasanya penderita langsung pulih," kata Guru Besar Mikrobiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UGM tersebut.

Sementara, kata dia, virus H1N1 yang saat ini berkembang menjadi wabah merupakan virus baru, meskipun tidak sepenuhnya baru karena hasil gabungan genetik berbagai virus, di antaranya virus influenza Amerika, virus influenza Eurasia, dan virus influenza unggas.

Menurutnya, virus H1N1 yang menyebabkan flu babi tidak mewabah pada babi, namun justru mewabah pada manusia.

"Sebab, seperti yang terjadi di Meksiko, wabah penyakit flu babi muncul tanpa didahului wabah serupa yang menjangkiti peternakan babi di sana," katanya.

Dengan kata lain, wabah virus tersebut tidak ditemukan di peternakan babi, sehingga sampai saat ini keberadaan babi di peternakan tidak perlu dikhawatirkan, khususnya di Indonesia, lanjutnya.

Ia mengatakan, flu babi justru berpotensi besar menular lewat manusia, sehingga yang harus diwaspadai adalah manusia yang tertular virus tersebut.

"Apabila ada manusia yang tertular, bisa berpotensi menularkannya kepada manusia lain atau menularkannya pada babi," katanya.

Kalau babi sudah tertular, maka kemungkinan virus menyebar semakin besar, seperti pada kasus flu burung.

"Sebab, tindakan yang dilakukan saat itu sudah terlambat," katanya.

Oleh karena itu, ia mengingatkan, sebaiknya pemerintah berupaya keras untuk mencegah masuknya virus flu babi ke Indonesia dan tetap waspada walaupun virus tersebut belum masuk.

Selain itu, masyarakat (pengonsumsi daging babi, red) juga harus diberi pengertian bahwa babi-babi yang ada di Indonesia masih layak konsumsi karena tidak tertular virus H1N1.

"Terlebih lagi, Indonesia juga tidak pernah mengimpor babi dari luar negeri, namun justru mengekspor babi negara lain, seperti ke Singapura," katanya.

Tidak ada komentar: